Kesempatan dapat undangan reuni dan bertemu teman lama SMP setelah 25tahun yang lalu berpisah karena lulus sekolah untuk melanjutkan cita-cita masing-masing.
Teman SMP...urgensinya apa ?. KANGEN. Iya ingin bertemu teman sebangku Rondian, Samsu, Agus....kayak gimana mereka setelah jadi bapak-bapak ?.
Kalau cewek....kangen sama siapa ya ?. Ada yg dulu saya taksir...ssssttt !. Adalah si dia, dulu saja saya "minder" saat itu, karena dia juara 1, sedang saja no 1 dari belakang. Akhirnya terpendamlah perasaan suka ke si dia. Apalagi sekarang, pasti teman-teman SMP sudah punya pasangan masing-masing. Sudah punya keluarga dan punya anak yang umurnya rata-rata sama.
Kalau antara suka dan respek...disebutkan tidak ya..?. Me*a, pintar, cerdas, mudah bergaul, cantik, juara kelas. Ndak yakin dia tau ada yg kagum atau tidak ?. ...cwiwiwiwiw, ngaku naksir. Herannya mantan pacar saya (istriku) tahu cewek inceran suaminya saat di SMP dulu. Nah untungnya istri juga cantik, ndak kalah, mirip-mirip lah. Typical 11 12 kali ya...alias selera sama.
Pak Rondian salah satu penggagas reuni. Anak desa kalikayen yang berubah "pede" setelah kini jadi PNS PU Unggaran. Dulu sempat jadi anak minder+kuper, karena begitu susah payahnya berangkat sekolah menyeberang sungai dan berjalan kaki lebih dari 7KM. Akhirnya pak Rondian bisa luangkan waktu untuk main ke Ruko saya. Dia kabarkan cerita 2 teman SMP 12 Semarang , kelas 3A/1992 yang kini sukses. Pak Ariawan yang jadi boss, sponsor Dokter-Dokter. Pak Sadiono yang sukses jadi supplier sarang burung walet. Oh, keren suppliernya owner Dafam grup...Pekalongan.
Selepas lulus SMP kita sama-sama blank kontak...lost. Tercatat saya, bambang, rondian, agus, sri mulyono, mulyanto, umi, meta ; melanjutkan ke sekolah kejuruan. Saat itu STM dan SMK/SMEA. Dan yang lainnya lebih 70% lebih banyak, masuk sekolah umum atau SMA/SMU. Dan 2 beda jalur pendidikan ini ; outputnya beda. Lulus SMU lebih otak kiri (karyawan) dan takut keluar dari kotaknya. Anak2 lulusan kejuruan cenderung berhasil jadi mandiri dengan eksistensinya masing-masing. Finansialnya ?, off the record.....yg penting guyub bisa jumpa lagi.
Dan 70% teman-teman SMP, rumahnya masih tetap di sekitaran Banyumanik, masih sama orang tuanya. 30% yang lepas dari orang tua dan mandiri, tidak sepenuhnya berhasil, punya rumah itu butuh mental mandiri. Pasti melewati sewa atau kontrak rumah, berpindah-pindah, kekurangan beras. Ada juga teman SMP beberapa yang sukses "punya rumah" ; Reni, Meta, Sri Mulyono, Bambang, Saya. Kalau punya kendaraan motor dan mobil, untuk saat ini tidak bisa jadi tolak ukur sukses tidaknya. Program DP Rp. 3jt - Rp.20juta kurang, sudah bisa nurunin mobil baru dari dealer. Saya justru apresiasi pada Sri Mulyono, punya rumah cukup bagus, mobil, usaha percetakan, anak istri..kumplit- contoh bahagia. Tidak tahu juga kenapa, saya dan mul sama-sama berasal dari keluarga biasa. Sama sama suka duka jalan kaki pulang pergi ke sekolah SMP 12 berdua, sama pendiam, sama sama cari uang secara figth di lapangan. Eh lah kok sekarang rumah tidak berjauhan juga.
Terus masalah pekerjaan teman-teman SMP, 90% bertolak belakang dengan orang tua... yg dulu anak Polisi/TNI/PNS/Guru ; justru tidak ada yang jadi abdi negara. Tahu-khan tahun itu PNS kehidupannya serba kekurangan. Beda dengan PNS jaman NOW, terasa bisa mencukupi A to Z. Dan kedudukan yang diperebutkan.
Punya rumah dulu atau punya mobil dulu ?. Kalau tidak ditempa permasalahan dan harus keluar rumah orang tua. Biasanya kita tidak bisa beli rumah. Kalau rumah masih bersama orang tua/mertua. Beli mobil jauh lebih mudah. Karena penghasilan dari kerja hanya untuk membiayai mobil. Coba bayangakan punya mobil tetapi masih ikut orang tua/mertua ?. Artinya punya mobil dulu tidak punya rumah. Kalau bisa punya semuanya berarti KAYA. Bagaiman tidak ? Angsuran rumah 4jt, angs mobil 4jt. Sama juga harus ada income xx juta/bulan atau 3x angsuran.
Bedanya orang beli rumah ?. Pulung hati, tenang, nyaman, tempat istirahat, membangun rumah tangga, pantas dst. Beda orang beli mobil dulu tetapi belum punya rumah ?. Bisa disebut prioritas ya... 1. Supir transportasi online, 2. sales lapangan, 3. anaknya banyak, 4. terlihat KAYA..!, sukses dari temannya dan 5. Harta milik orang tua...hehehe. Makanya nomer 5 tetap melekat diri kita, jika punya Mobil dulu, tetapi masih serumah dengan orang tua. Hanya guyon ya teman ku, yang merasa..., jangan dimasukkan ke hati. Tetap semangat dan berusaha terus.
Hidup ini mirip di kelas saat sekolah SD-Kuliah, yaitu ; belajar, berkelompok, kompetisi, prestasi, karya, rangking, senang, bangga punya teman juara. Sang juara kelas cik Mey masih sama seperti dulu memimpin acara sebagai MC. Panitia luar biasa bekerja, menemukan 1 kelas dalam waktu 2 minggu. Teman keluarga besar (baik pihak istri/suami) bisa saling berkenalan. Bagi saya, kehadiran di reuni SMP, tidak ada hal istimewa yang bisa diberikan. Namun bersyukur memperoleh apresiasi dari teman dan bu guru Tuti AH. Yaitu memberi cendera mata, sebuah buku karya best seller Most Wanted Entrepreneur. Terakhir hikmat reuni, menambah silaturahmi dan rizki. Siapa tahu bisa ngajak teman gabung di Pelatihan, Entrepreneur, projek STOP & GO atau ikut ber Koperasi "Supir Transportasi Online Profesional". Atau kolaborasi dengan teman yang lebih sukses.
Demikian catatan bersama teman, guru wali kelas ibu Tuti AH, SMP12 Semarang kelas 3A 1992. Minggu, 19 November 2017 di Warung Mang Engking, Ungaran.
Teman SMP...urgensinya apa ?. KANGEN. Iya ingin bertemu teman sebangku Rondian, Samsu, Agus....kayak gimana mereka setelah jadi bapak-bapak ?.
Kalau cewek....kangen sama siapa ya ?. Ada yg dulu saya taksir...ssssttt !. Adalah si dia, dulu saja saya "minder" saat itu, karena dia juara 1, sedang saja no 1 dari belakang. Akhirnya terpendamlah perasaan suka ke si dia. Apalagi sekarang, pasti teman-teman SMP sudah punya pasangan masing-masing. Sudah punya keluarga dan punya anak yang umurnya rata-rata sama.
Kalau antara suka dan respek...disebutkan tidak ya..?. Me*a, pintar, cerdas, mudah bergaul, cantik, juara kelas. Ndak yakin dia tau ada yg kagum atau tidak ?. ...cwiwiwiwiw, ngaku naksir. Herannya mantan pacar saya (istriku) tahu cewek inceran suaminya saat di SMP dulu. Nah untungnya istri juga cantik, ndak kalah, mirip-mirip lah. Typical 11 12 kali ya...alias selera sama.
Pak Rondian salah satu penggagas reuni. Anak desa kalikayen yang berubah "pede" setelah kini jadi PNS PU Unggaran. Dulu sempat jadi anak minder+kuper, karena begitu susah payahnya berangkat sekolah menyeberang sungai dan berjalan kaki lebih dari 7KM. Akhirnya pak Rondian bisa luangkan waktu untuk main ke Ruko saya. Dia kabarkan cerita 2 teman SMP 12 Semarang , kelas 3A/1992 yang kini sukses. Pak Ariawan yang jadi boss, sponsor Dokter-Dokter. Pak Sadiono yang sukses jadi supplier sarang burung walet. Oh, keren suppliernya owner Dafam grup...Pekalongan.
Selepas lulus SMP kita sama-sama blank kontak...lost. Tercatat saya, bambang, rondian, agus, sri mulyono, mulyanto, umi, meta ; melanjutkan ke sekolah kejuruan. Saat itu STM dan SMK/SMEA. Dan yang lainnya lebih 70% lebih banyak, masuk sekolah umum atau SMA/SMU. Dan 2 beda jalur pendidikan ini ; outputnya beda. Lulus SMU lebih otak kiri (karyawan) dan takut keluar dari kotaknya. Anak2 lulusan kejuruan cenderung berhasil jadi mandiri dengan eksistensinya masing-masing. Finansialnya ?, off the record.....yg penting guyub bisa jumpa lagi.
Dan 70% teman-teman SMP, rumahnya masih tetap di sekitaran Banyumanik, masih sama orang tuanya. 30% yang lepas dari orang tua dan mandiri, tidak sepenuhnya berhasil, punya rumah itu butuh mental mandiri. Pasti melewati sewa atau kontrak rumah, berpindah-pindah, kekurangan beras. Ada juga teman SMP beberapa yang sukses "punya rumah" ; Reni, Meta, Sri Mulyono, Bambang, Saya. Kalau punya kendaraan motor dan mobil, untuk saat ini tidak bisa jadi tolak ukur sukses tidaknya. Program DP Rp. 3jt - Rp.20juta kurang, sudah bisa nurunin mobil baru dari dealer. Saya justru apresiasi pada Sri Mulyono, punya rumah cukup bagus, mobil, usaha percetakan, anak istri..kumplit- contoh bahagia. Tidak tahu juga kenapa, saya dan mul sama-sama berasal dari keluarga biasa. Sama sama suka duka jalan kaki pulang pergi ke sekolah SMP 12 berdua, sama pendiam, sama sama cari uang secara figth di lapangan. Eh lah kok sekarang rumah tidak berjauhan juga.
Terus masalah pekerjaan teman-teman SMP, 90% bertolak belakang dengan orang tua... yg dulu anak Polisi/TNI/PNS/Guru ; justru tidak ada yang jadi abdi negara. Tahu-khan tahun itu PNS kehidupannya serba kekurangan. Beda dengan PNS jaman NOW, terasa bisa mencukupi A to Z. Dan kedudukan yang diperebutkan.
Punya rumah dulu atau punya mobil dulu ?. Kalau tidak ditempa permasalahan dan harus keluar rumah orang tua. Biasanya kita tidak bisa beli rumah. Kalau rumah masih bersama orang tua/mertua. Beli mobil jauh lebih mudah. Karena penghasilan dari kerja hanya untuk membiayai mobil. Coba bayangakan punya mobil tetapi masih ikut orang tua/mertua ?. Artinya punya mobil dulu tidak punya rumah. Kalau bisa punya semuanya berarti KAYA. Bagaiman tidak ? Angsuran rumah 4jt, angs mobil 4jt. Sama juga harus ada income xx juta/bulan atau 3x angsuran.
Bangga membagi buku Most Wanted Entrepreneur untuk Guru Wali Kelas dan Sekolah SMP12 Semarang |
Fùll foto bareng reuni |
Demikian catatan bersama teman, guru wali kelas ibu Tuti AH, SMP12 Semarang kelas 3A 1992. Minggu, 19 November 2017 di Warung Mang Engking, Ungaran.
Comments
Post a Comment