Berkecimpung 15 tahun lebih menangani bisnis skala mikro dan ukm, akhirnya saya paham betul karakter dan permasalahan para pengusaha kecil dan menengah. Semua pengusaha kecil dan menengah di Indonesia kalau ditanya awal mula memilih jalan hidup sebagai wirausaha adalah karena memenuhi kebutuhan pokok hidup setiap hari. Pemikiran paling sederhana para pengusaha ukm saat awal mulai adalah "pokoknya" setiap hari dapat duit untuk makan dan kebutuhan keluarga.
Kalau jadi karyawan butuh waktu 1 sampai 1,5 bulan bekerja baru dapat gaji. Sementara kebutuhan hidup perlu duit atau "hasil kerja" setiap harinya. Pilihan sederhana adalah berdagang, jual sayur dipasar. Setap hari ada pembeli datang, dapat uang, terus dan terus sampai pensiun atau tenaga sudah tak sanggup pergi ke pasar. Tidak butuh modal besar, hitungan njlimet dan target apapun.
Pilihan lain adalah jual makan atau buka warung makan. Setiap hari pasti ada pembeli dan dapat uang. Sederhana khan ....?. Cukup memenuhi kebutuhan keluarga, biaya sekolah anak terpenuhi...sudah cukup. Buka warung jualan makanan, tidak butuh modal jutaan, tidak perlu hitungan biaya operasional, pokoknya sepiring pantas saji dan harga murah. Soal keuntungan pasti ada pemasukkan lebih dari biaya belanja.
Dua contoh tersebut adalah konsep wirausaha atau pedagang era orang tua kita dulu. Saat pengusaha di era dulu, kebutuhan hidup, kebutuhan sekolah dan kebutuhan papan tidak semahal masa kini. Sedangkan para pengusaha masa sekarang menghadapi tantangan yang jauh lebih mahal. Di era orang tua kita, berdagang di pasar tradisional jadi pilihan terbaik. Sementara para pengusaha saat ini lebih memilih berdagang di MAL atau buka lapak pkl di pinggir jalan.
Tantangan yang mahal justru mengembangkan organisasi. Pengusaha ukm era orang tua kita tidak memikir "gaji" baik untuk dirinya maupun orang lain yang mau ikut kerja. Pengusaha era kita saat ini, justru bertemu hal paling krusial dan modal besar ketika harus menggaji orang lain yang ikut bekerja.
Modal kerja penggajian dan modal tempat usaha dua hal prioritas mana yang di dahulukan. Lokasi atau tempat usaha yang strategis menguntungkan tanpa pemasaran extra keras. Disisi lain biaya sewa jadi kendala mahal dan biaya gaji perlu untuk jasa tenaga pelayanan pelanggan.
Jadi jika mau jadi wirausaha tidak bisa kerja santai, justru 360 derajat kerja ekstranya melebihi 2x waktu dan tenaga karyawan. Profitnya jika mengecil arah pengembangan usaha jadi kian lambat. Kebutuhan hidup yang begitu banyaknya dan ada saja perlunya tiba-tiba?. Lalu datang rentenir berbajui KOPERASI menawarkan uang tunai. Awal "keanggotaan" yang menjerat. Sepertinya membantu tetapi dilapangan sering terjadi kekerasan dan pelecehan.
Ayo disini tempat belajar sharing tentang permodalan UKM. Masalah keuangan, pemecahan terbanyak yang paling sering dihadapi UKM terupdate. Kumpul jadi anggota komunitas UKM CENTER INDONESIA - MWE® Academy RUKO BERINGIN HILLS ESTATE NO2 Jl Raya Beringin Tambakaji Ngaliyan Semarang.
www.ukmcenterindonesia.blogspot.com
Yuk amalkan doa ; اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†ِّÙ‰ Ø£َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْÙ…َØ£ْØ«َÙ…ِ ÙˆَالْÙ…َغْرَÙ… "ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHRO" Artinya ; "Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang” Dibaca ya dan diamalkan ; Sebanyak2nya, ketika mengendarai motor/mobil yang kita beli melalui leasing. Ketika di rumah yang jadi agunan KPR. Dikisahkan ada sahabat bertanya ke Nabi Muhammad. "Kenapa engkau sering meminta perlindungan dari utang ? " Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda ; “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397 dan Muslim no. 589). Tanpa sadar kita sering mengendarai mobil/motor dari sumber utang dengan berkata dusta bahwa kendaraan tersebut adalah miliknya (only a.n OTR). Utang itu ada perjanjian ; dan kita yang memiliki utang, menandatangani janji serta mengingkarinya (mungkin melewati waktu / ja...
Comments
Post a Comment