Hormat saya, bapak Walikota Semarang bp Hendardi, bapak Gubernur Jawa Tengah bp Ganjar Pranowo, dan bapak Kapolda Jateng. Mohon maaf dengan ungkapan kekecewaan hati saya yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Saya sebagai pribadi dan saya sebagai wirausaha sejak 1999/2000 punya kontribusi yang tidak sedikit untuk pembangunan Negara melalui pajak. Nilai manfaat yang saya ciptakan untuk kemajuaan ilmu dan pendidikan juga tidak sedikit, melalui karya nyata Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Terus membayangkan Anggun C Sasmi yang pindah ke Prancis, berkarya dan sangat dihargai di Negara orang.
Bapak-bapak pimpinan di Semarang Jawa Tengah, uneg-uneg ini bisa di teruskan ke Presiden RI bapak Joko Widodo. Berkaitan dengan realita kehidupan UKM Indonesia sebagai pejuang Ekonomi (katanya).
Atas kejadian, kejahatan, berikut Laporan Pencurian, Penipuan, Perampasan berkelompok mobil H8407AQ dan Perlindungan HAKI. Saya prihatin dan kecewa, saya mewakili bayak orang termasuk Entrepreneur muda yang sedang juga mengalami kejahatan-kejahatan berkelompok.
Jika dibandingkan lebih enak jadi "penjahat" yang berdiri diatas Negara atau jadi "pejuang ekonomi" yang duduk di bawah Negara dengan banyak komplek masalahnya ?. Kelompok penjahat (berbadan hukum) tersebut "kuat" bertindak mencuri, menipu, merampas +HAKI tanpa jeratan hukum sama sekali dan dapat bayaran Rp. 10jt - 30jt untuk satu unit mobil. Kalikan kalau 10 target, dikurangi beaya ABG kemaki 2juta cukup sebagai penggembira kelompok untuk beli rokok, minum-minum, teman cewek.
Kita yang sebagai wirausaha "pejuang ekonomi" mencari Rp. 10-30jt butuh kerja 12jam sehari 7hari seminggu dan masih perlu biaya operasional, biaya penggajian, laporan pajak, bayar tempat usaha, dikejar-kejar kolektor, salah siap di maki konsumen.
Bagaimana jika saya, kami, teman-teman entrepreneur UKM pergi ke Timor Leste dan di banggakan mereka ?
Bagaimana jika saya, kami, teman-teman entrepreneur UKM pergi ke Malaysia, Brunei, atau Singapura dan karyanya di banggakan mereka ?
Jika yang saya dan teman-teman lain alami lebih cenderung "enak jadi Penjahat", bagaimana mental kedepan generasi bangsa yang lebih suka nongkrong bergerombol baca kitab nopol, menguntit, menabrak, menghentikan paksa dan merampas dijalanan, tumbuh lebih subur !.
Karena kehidupan penjahat yang "lebih enak", pastinya hal-hal negatif seperti minum alkohol, estasi, narkoba, sex bebas, juga disekitar-an mereka. Benar investor luar susah masuk ke Indonesia, hukum kolonial masih berjalan, tingkat keamanan rendah, kepastian hukum tidak ada, aturan perpajakan berubah rubah, pungutan liar semarak dan sebagainya dan sebagainya.
Astafirullahalazim.....istifar.
Kesan saya saat kecewa terhadap Tanah Air Indonesia. Biasanya karya-karya (apapun) yang melukiskan keadaan kecewa justru akan laku. #perlawanan
Optimis, jalan masih panjang : Buka judul-judul blog saya yang lain. Dimasa depan saya juga akan menjadi pengganti Pk Hendi atau bapak Ganjar. Tapi ndak ada minat jadi RI 1, amin.
Saya sebagai pribadi dan saya sebagai wirausaha sejak 1999/2000 punya kontribusi yang tidak sedikit untuk pembangunan Negara melalui pajak. Nilai manfaat yang saya ciptakan untuk kemajuaan ilmu dan pendidikan juga tidak sedikit, melalui karya nyata Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Terus membayangkan Anggun C Sasmi yang pindah ke Prancis, berkarya dan sangat dihargai di Negara orang.
Bapak-bapak pimpinan di Semarang Jawa Tengah, uneg-uneg ini bisa di teruskan ke Presiden RI bapak Joko Widodo. Berkaitan dengan realita kehidupan UKM Indonesia sebagai pejuang Ekonomi (katanya).
Atas kejadian, kejahatan, berikut Laporan Pencurian, Penipuan, Perampasan berkelompok mobil H8407AQ dan Perlindungan HAKI. Saya prihatin dan kecewa, saya mewakili bayak orang termasuk Entrepreneur muda yang sedang juga mengalami kejahatan-kejahatan berkelompok.
Jika dibandingkan lebih enak jadi "penjahat" yang berdiri diatas Negara atau jadi "pejuang ekonomi" yang duduk di bawah Negara dengan banyak komplek masalahnya ?. Kelompok penjahat (berbadan hukum) tersebut "kuat" bertindak mencuri, menipu, merampas +HAKI tanpa jeratan hukum sama sekali dan dapat bayaran Rp. 10jt - 30jt untuk satu unit mobil. Kalikan kalau 10 target, dikurangi beaya ABG kemaki 2juta cukup sebagai penggembira kelompok untuk beli rokok, minum-minum, teman cewek.
Kita yang sebagai wirausaha "pejuang ekonomi" mencari Rp. 10-30jt butuh kerja 12jam sehari 7hari seminggu dan masih perlu biaya operasional, biaya penggajian, laporan pajak, bayar tempat usaha, dikejar-kejar kolektor, salah siap di maki konsumen.
Bagaimana jika saya, kami, teman-teman entrepreneur UKM pergi ke Timor Leste dan di banggakan mereka ?
Bagaimana jika saya, kami, teman-teman entrepreneur UKM pergi ke Malaysia, Brunei, atau Singapura dan karyanya di banggakan mereka ?
Jika yang saya dan teman-teman lain alami lebih cenderung "enak jadi Penjahat", bagaimana mental kedepan generasi bangsa yang lebih suka nongkrong bergerombol baca kitab nopol, menguntit, menabrak, menghentikan paksa dan merampas dijalanan, tumbuh lebih subur !.
Karena kehidupan penjahat yang "lebih enak", pastinya hal-hal negatif seperti minum alkohol, estasi, narkoba, sex bebas, juga disekitar-an mereka. Benar investor luar susah masuk ke Indonesia, hukum kolonial masih berjalan, tingkat keamanan rendah, kepastian hukum tidak ada, aturan perpajakan berubah rubah, pungutan liar semarak dan sebagainya dan sebagainya.
Astafirullahalazim.....istifar.
Kesan saya saat kecewa terhadap Tanah Air Indonesia. Biasanya karya-karya (apapun) yang melukiskan keadaan kecewa justru akan laku. #perlawanan
Optimis, jalan masih panjang : Buka judul-judul blog saya yang lain. Dimasa depan saya juga akan menjadi pengganti Pk Hendi atau bapak Ganjar. Tapi ndak ada minat jadi RI 1, amin.
Comments
Post a Comment